Mulai Berkarya dari Dalam Diri, FiveTV UPNVJ Gelar Workshop: "How To Make Creative Content In Social Media"

13A3033C-0F79-4659-9EE9-08B533E39A98-min.png

HumasUPNVJ - Pada hari Minggu. 29 November 2020, FIVE TV UPN Veteran Jakarta melaksanakan kegiatan Workshop 3.0 dengan judul tema “How To Make Creative Content In Social Media”. Dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, media sosial menjadi salah satu platform yang efisien dan efektif dalam menyajikan informasi menarik. Maka dari itu, sesuai dengan tema atau topik yang diangkat pada workshop kali ini bertujuan untuk memberikan informasi atau pembelajaran bagaimana proses pembuatan dan pengemasan konten yang kreatif dan menarik. Acara Workshop ini menghadirkan dua pembicara yang sesuai dengan topik tersebut, diantaranya Daffa Urrofi dan Medy Renaldy yang merupakan content creator. Meskipun diselenggarakan secara online melalui platform Zoom, namun tidak mengurangi antusiasme para peserta yang hadir pada workshop tersebut.

Acara Workshop dilaksanakan pada pukul 13.00-15.00 WIB dengan dipandu oleh Rafi Athallah selaku host kemudian dilanjutkan dengan pembacaan do’a, pembacaan susunan acara dan peraturan, mendengarkan lagu Indonesia Raya, dan dilanjut dengan pemberian sambutan oleh Nina Anissa selaku Project Officer, Laksana Aprilanda selaku Ketua FIVE TV UPNVJ, dan Dr. Asep Kamaluddin Nashir S.Ag., M.Si. selaku Wadek III. Setelah itu, acara diambil oleh Disa Prihantini selaku moderator. Moderator membacakan CV dari para narasumber dan dilanjut dengan bincang-bincang dengan pembicara pertama yakni Daffa Urrofi. Pada bincang-bincang tersebut, Daffa Urrofi menjelaskan sedikit terkait kegiatan yang dijalani selama pandemi. Dalam mengisi waktu luang, Urrofi biasa menghabiskan waktunya dengan membuat video kreatif. Meskipun terkendala dengan kepadatan kegiatan kuliah, namun hal tersebut mampu diatasi dengan membagi waktu dimana pada pagi hingga siang hari dihabiskan untuk kegiatan perkuliahan dan disore hari untuk kegiatan editing video dan lain sebagainya. Urrofi menjelaskan awal mula ketertarikannya pada dunia videografi dimulai dari mempublikasikan konten yang lucu dan menghibur. Dari hal tersebut kemudian ia mendapat feedback positif sehingga dapat mendorong kreatifitas dan konsistennya. Setelah bincang-bincang tersebut selesai kemudian dilanjut dengan pemaparan materi pertama.

Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Daffa Urrofi. Dalam paparannya, ia menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan media digital, berbagai jenis media digital seperti contohnya Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok dan lain sebagainya. Saat ini, Tiktok menjadi salah satu media digital yang ramai digunakan oleh banyak pengguna media sosial. Dalam hal ini, Urrofi menjelaskan bagaimana algoritma pada media sosial sehingga konten yang dipublikasikan menjadi popular dan banyak diminati. Sebagai suatu tips cara memaksimalkan trend yakni dengan cara menggunakan popular sound. Selain itu, durasi video sekitar 15-18 detik atau tidak terlalu lama membuat para penonton tertarik dengan video kita. Dalam membuat konten yang menarik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya menentukan ide yang tentunya kita kuasai, peka terhadap trend dan konsisten dalam mempublikasikan konten tersebut.

Setelah pemaparan materi pertama, kemudian dilanjutkan oleh bincang-bincang sedikit dengan pembicara kedua yakni Medy Renaldy. Pada bincang-bincang tersebut, Medy menjelaskan sedikit tentang kegiatan yang dilakukan selama pandemi salah satunya dengan membuat konten kreatif. Medy juga menjelaskan awal mula ketertarikannya menjadi seorang content creator diawali pada tahun 2018 yang sekedar iseng-iseng membuat gambar. Dari gambar tersebut yang dipublikasikan melalui Instagram kemudian mendapat respon positif. Selain aktif dalam platform Instagram, Medy Renaldy saat ini juga aktif dalam Tiktok yang merupakan salah satu platform yang banyak diminati oleh para pengguna media sosial. Lebih lanjut ia menjelaskan dalam pemaparan materinya. Medy menjelaskan bahwa media digital menjadi sarana yang memudahkan kita dalam mengeksplor apa yang menjadi pashion kita. Namun demikian, banyak beberapa orang yang belum mau memulai untuk membuat suatu konten. Beberapa dari mereka tidak ingin memulai karena beberapa alasan diantaranya karena tidak memiliki talenta yang bisa ditawarkan, tidak memiliki kamera atau alat yang memadai, dan sebagainya. Hal ini tentu menjadi concern, banyak orang yang ingin memulai namun takut karena beberapa alasan tersebut. Dengan menekankan pada hal tersebut, Medy menjelaskan bahwa dalam memulai untuk membuat suatu konten pada dasarnya tidak harus memiliki suatu kompetensi atau keahlian pada bidang tersebut, dalam hal ini dibutuhkan kemauan dan keberanian untuk memulai. Selain itu, cara menyampaikan suatu konten yang kita bawakan menjadi suatu ciri khas bagi diri kita yang tentunya membedakan kita dengan para content creator lainnya. Medy juga menjelaskan bahwa untuk menghasilkan konten yang bagus dan berkualitas tidak langsung serta merta memiliki peralatan atau kamera yang memadai. Pada dasarnya, konten pertama yang kita buat tentu akan jauh dari kata sempurna. Namun itu merupakan suatu proses bagaimana kita belajar untuk menghasilkan suatu konten yang semakin baik kedepannya. Berkaitan dengan hal tersebut, Medy memberikan suatu contoh platform yang dapat digunakan oleh para pemula untuk memulai membuat suatu konten yakni Tiktok. Saat ini, Tiktok menjadi suatu platform yag digandrungi dan telah banyak diunduh melalui app store maupun play store sebanyak kurang lebih 2 milyar pengguna media sosial. Pengguna aktif tiktok diantaranya berumur 16-24 tahun. Dengan adanya platform tersebut, Medy juga menegaskan bahwasanya dalam membuat suatu konten pada dasarnya tidak perlu berusaha untuk sempurna, yang terpenting yakni konten kita mampu menarik atau men-engage minat para penonton. Didalam platform Tiktok juga terdapat fitur For Your Page dimana memungkinkan orang yang pada dasarnya tidak mem-follow kita dapat menonton video kita. Hal ini menjadi keuntungan tentunya dimana memungkinkan adanya interaksi oleh para penikmat video kita untuk memberikan feedback. Dari feedback tersebut tentu akan menjadi masukan bagi kita untuk dapat menghasilkan konten yang lebih baik lagi kedepannya.

Setelah pemaparan materi dari kedua pembicara selesai, acara selanjutnya yakni sesi Q&A yang dipandu oleh moderator. Pertanyaan pertama datang dari Ismi Puteri (UPNVJ) yang bertanya “Bagaimana agar kita bertahan sebagai content creator apabila platform yang biasa kita gunakan nantinya tidak lagi diminati?” Pertanyaan dijawab oleh Medy Renaldy, ia menjelaskan bahwa kita pada dasarnya perlu menyiapkan beberapa alternatif platform lain yang bisa kita gunakan, sehingga apabila salah satu platform yang kita gunakan sudah kurang diminati, maka kita tetap bisa produktif dan kreatif dengan platform lainnya. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan apa yang menjadi trend setiap waktu, sehingga konten yang kita buat juga dapat terus diminati. Pertanyaan kedua yakni “Bagaimana mengatasi kondisi malas dalam mebuat konten?” Pertanyaan tersebut terlebih dahulu dijawab oleh Daffa Urrofi, ia menjelaskan bahwasanya sebagai content creator terkadang memang pernah mengalami malas tersebut karena sulit memikirkan ide. Solusi dari hal tersebut yakni dengan merujuk pada trend yang tentunya menyesuaikan dengan apa yang kita kuasai dalam pembuatan konten. Pertanyaan tersebut juga dijawab dengan hal serupa oleh Medy Renaldy yang sama-sama mengedepankan trend sebagai suatu solusi apabila kesulitan memikirkan ide untuk membuat konten.

Pertanyaan terakhir datang dari Merlinda (UNSIKA) yang bertanya “Bagaimana mengatasi para creator yang mencuri konten yang kita buat?” Pertanyaan tersebut terlebih dahulu ditanggapi oleh Medy Renaldy, ia menjelaskan bahwa pada konten mungkin dapat dicuri, namun kreatifitas tidak dapat dicuri. Lebih lanjut ia menjelaskan bagaimana mengatasi hal tersebut yakni dengan menegur pihak yang bersangkutan atau pencuri konten tersebut. Sehingga nantinya meraka yang mencuri konten tersebut tidak lagi melakukan hal tersebut dikemudian hari. Pertanyaan ini juga mendapat tanggapan yang sama dari Daffa Urrofi, lebih lanjut ia menjelaskan mengenai Digital Millenim Copyright Act yang mungkin dapat menjadi solusi mengenai kliam hak cipta digital.

Setelah sesi Tanya jawab berakhir, moderator memandu para pembicara untuk menyampaikan  Closing Statement. Daffa Urrofi menyampaikan sedikit pesan bagi para pemula untuk memulai membuat konten secara konsisten. Meskipun dengan jumlah penonton yang belum banyak, namun apabila kita konsisten dan menekuni hal tersebut nantinya kita dapat mengembagkan ide dan kreatifitas kita sehingga mampu menghasilkan suatu konten yang berkualitas kedepannya. Medy Renaldy juga menjelaskan bahwa selain konsisten, kita juga perlu memahami apa yang menjadi trend setiap waktu, sehingga hal tersebut dapat menarik minat para penikmat konten kita. Namun demikian, meskipun merujuk pada trend bukan berarti kita melakukan copy-paste namun bagimana cara kita mengemas konten tersebut dengan ciri khas atau pashion yang kita miliki.

Dengan adanya closing statement tersebut menandakan acara workshop telah berakhir. Acara dipandu kembali oleh Raffi Athalla selaku host dengan menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang menghadiri workshop tersebut dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Demikian acara tersebut selesai dan berjalan kondusif.

Berita Sebelumnya

Bahas Pentingnya Kecerdasan Emosional, Bersama Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ

Berita Selanjutnya

Yuk Ikut Survei Online Badan Litbang Kemenhub