HumasUPNVJ - Sivitas akademika Program Studi Kajian Film, Televisi, dan Media Program Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) menggelar kegiatan screening dan seminar film dokumenter, Selasa (2/12/2025). Kegiatan ini berlangsung di Galeri Indonesia Kaya, Lantai 8, West Mall, Grand Indonesia.
Screening dan seminar film dokumenter mengambil tema “Kepahlawanan dalam Ingatan Anak Bangsa”. Melalui kegiatan ini, peserta akan diajak untuk memahami bagaimana ingatan kolektif anak bangsa membentuk kembali makna bela negara. Ruang singkat ini menjadi ajang refleksi atas relevansi nilai-nilai kepahlawanan pada hari ini.
Sebanyak 6 film dokumenter hasil karya mahasiswa/i Prodi Kajian FTVM akan diputar dan diskusikan. Pengambilan ide film berasal dari tokoh-tokoh pahlawan yang memiliki kontribusi besar terhadap negara. Mulai dari RA. Kartini, Mohammad Yamin, Jenderal Soedirman, Muh Husni Thamrin, Dewi Sartika, dan Ki Hadjar Dewantara. Karya ini sekaligus menegaskan kembali upaya untuk mengangkat nilai-nilai bela negara yang ada dalam tokoh tersebut.
Adapun judul film dokumenter hasil produksi mahasiswa/i Prodi Kajian FTVM, antara lain:
1. Jejak Emansipasi : era Kartini hingga Masa Kini
2. Dilema Setia pada Indonesia dalam Prediksi Yamin
3. Sisi Lain Jendral Sudirman Sebagai Pendidik
4. Suara dari Betawi : Perjuangan Muh, Husni Thamrin
5. Pintu yang Terbuka: Jejak Asa Dewi Sartika
6. Warisan Kebebasan Pers: Ki Hadjar Dewantara
Koordinator Program Studi Kajian Film, Televisi, dan Media, Dede Suprayitno menyatakan screening dan seminar film dokumenter merupakan bagian dari implementasi pembelajaran berbasis project based learning (PjBL) pada mata kuliah Produksi Film Dokumenter. Mata kuliah ini diperuntukan untuk mahasiswa/i Prodi Kajian FTVM pada semester 3. “Topik mengenai dokumenter merupakan tema besar yang diusung dalam proses pembelajaran semester 3,” kata Dede.
Adlino Dananjaya seorang pembuat Film menekankan bahwa Film merupakan media paling efektif dalam menyampaikan narasi. Masih teringat dalam benak ingatan saya satu film yang fenomenal di Indonesia yaitu film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
“Dari film itu saya belajar banyak bahwa film mampu membentuk ingatan kolektif dan membentuk narasi besar. Dari ini saya juga mendalaminya melalui karya "Di Balik Rupa". Melalui karya ini, saya mengulas proses kreatif make up character dan effect dalam pembuatan film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Bahwa ternyata, make up artis pun memiliki kuasa dalam membentuk narasi juga dalam sebuah film. Apakah suatu film akan menjadi film sejarah atau film horror” ujarnya.