HumasUPNVJ – Perjalanan pendidikan Ravena Tandor Br Tarigan, S.IP., wisudawan Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) program Sarjana, adalah kisah tentang keberanian keluar dari zona nyaman. Lahir dan besar di sebuah desa kecil di Tanah Karo, Sumatera Utara, Ravena tumbuh sebagai anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga petani.
Ravena Tandon Br Tarigan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ia memiliki adik saya laki-laki. Ia dan keluarga tinggal di sebuah desa yang ada di Tanah Karo tepatnya di Desa Sampun. Penduduk desa mayoritas bekerja sebagai petani, begitu pun dengan orang tua Ravena.
Meski hidup sederhana, Ravena bersyukur karena orang tuanya selalu mendorong ia fokus pada pendidikan. “Orang tua saya tidak pernah memaksa saya turun ke ladang. Mereka hanya mengarahkan agar saya fokus belajar,” kenangnya. Sejak kecil, Ravena aktif mengikuti les tambahan dan kegiatan gereja di desanya, hingga akhirnya tekad untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar kampung halaman kian kuat.
Momen besar itu datang ketika Ravena memutuskan mencoba peruntungan di ibu kota. Dengan bimbingan guru SMA, ia mendaftar ke UPNVJ melalui jalur SNMPTN dan diterima di jurusan Ilmu Politik. “Sebelumnya saya sama sekali belum pernah ke Jakarta, hanya melihat dari televisi atau handphone. Tapi saya ingin keluar dari zona nyaman dan mencoba pengalaman baru,” ujarnya.
Awal perkuliahan bukan tanpa tantangan. Perbedaan logat membuatnya sempat canggung, bahkan grogi karena tidak mengenal siapa pun. Namun Ravena tidak menyerah. Ia menemukan rumah kedua di organisasi kemahasiswaan seperti Ikatan Mahasiswa Darah Batak, Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) VIMAVEJA, yang memberinya banyak sahabat dan pengalaman berharga. “Dengan organisasi, saya merasa lebih nyaman dan punya aktivitas lain di luar kuliah,” tambahnya.
Kecintaannya pada kampung halaman tetap terjaga. Hal itu ia wujudkan lewat penelitian skripsi yang mengambil studi kasus di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karo. “Saya ingin menerapkan apa yang saya pelajari di bangku kuliah secara langsung di Tanah Karo,” tuturnya.
Rindu kampung kerap hadir, tetapi ia belajar mengubahnya menjadi energi positif. “Kalau dibilang rindu kampung itu sudah pasti, tapi saya harus mengingat kembali apa tujuan saya ke Jakarta, yaitu menempuh pendidikan sampai sarjana. Jadi saya harus semangat,” kata Ravena penuh keyakinan.
Kini, saat resmi menyandang gelar sarjana, Ravena membawa mimpi besar: memberi manfaat bagi sekitar. “Semoga dengan kelulusan ini saya dapat berdampak positif terhadap sekitar saya,” ucapnya penuh harap.
Kisah Ravena adalah cermin bahwa dari ladang sederhana di Tanah Karo, mimpi bisa tumbuh besar dan berbuah manis di panggung wisuda.