Keteguhan Hati Arya, Wisudawan UPNVJ yang Tumbuh Tanpa Orang Tua

HumasUPNVJ – Di balik kemeriahan Wisuda ke-75 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), terselip kisah inspiratif dari salah satu wisudawan Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Arya Airlangga. Lahir sebagai anak yatim piatu dan tumbuh dalam keterbatasan, Arya membuktikan bahwa tekad dan pendidikan mampu menjadi jembatan untuk menaklukkan rintangan hidup.

Sejak usia dua bulan, Arya telah kehilangan ibunya. Sang ayah pun berpulang saat ia berusia 11 tahun. Sejak saat itu, Arya dibesarkan oleh nenek dari pihak ibu yang menjadi sosok utama dalam hidupnya. “Saya tumbuh bukan dengan banyak kemewahan, tapi dengan tekad untuk membuktikan bahwa latar belakang saya bukanlah hambatan untuk maju,” kenang Arya.

Perjuangan Bersama Nenek

Arya mengaku, bagi keluarganya pendidikan bukan hal yang mudah untuk diperjuangkan. Hal ini bukan karena pendidikan tidak dianggap penting, melainkan karena menurutnya kemiskinan kerap membuat cita-cita terasa terlalu mahal.

Meski hidup dalam kesederhanaan, nenek Arya tak pernah menyerah memperjuangkan pendidikan cucunya. Dari berjualan nasi uduk hingga membuka warung kelontong, beliau memastikan Arya tetap bisa bersekolah. Puncak haru terjadi saat Arya berhasil diterima di UPNVJ melalui jalur SNMPTN dan berhasil menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). “Dari mata dan tangannya yang mulai melemah, saya belajar bahwa ilmu adalah warisan terbaik yang bisa mengubah nasib tanpa harus mewarisi kekayaan,” ujarnya penuh syukur.

IMG_9257.JPG
Sosok Arya Airlangga, wisudawan S1 Ilmu Politik nampak bangga memakai toga dan memegang ijazah.

Duka yang Membentuk Keteguhan

Namun, perjalanan kuliah Arya tidak lepas dari cobaan berat. Saat memasuki semester enam, nenek tercinta berpulang. Kehilangan sosok yang selama ini menggantikan peran ayah dan ibu menjadi pukulan yang mendalam. “Padahal, hal yang paling saya idamkan sejak dulu adalah melihat beliau menyaksikan saya memakai toga dan meraih gelar sarjana. Meskipun kedua orang tua saya telah tiada, nenek selama ini menjadi sosok yang menggantikan peran ayah dan ibu sekaligus tempat saya berpulang. Tapi Tuhan berkehendak lain,” kata Arya.

Meski demikian, dukungan dari keluarga, dosen, dan teman-teman kuliah membuatnya tetap tegar dan menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

Bertumbuh di Tengah Keterbatasan

Selama menjadi mahasiswa, Arya aktif berorganisasi dan mengikuti magang sebagai bentuk pembuktian bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berkembang. Baginya, kuliah bukan hanya soal lulus dengan nilai baik, melainkan juga memanfaatkan setiap peluang untuk mengasah diri. “Saya percaya mereka yang tumbuh tanpa orang tua dan tetap berhasil adalah orang-orang yang benar-benar hebat,” ungkapnya.

Mimpi ke Depan

Kini, sebagai sarjana Ilmu Politik, Arya menatap masa depan dengan optimisme. Ia bercita-cita membangun karier yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga memberi dampak luas bagi masyarakat. “Saya ingin menjadi sosok yang menginspirasi bukan hanya karena pencapaian, tapi juga karena nilai, integritas, dan ketulusan dalam setiap langkah yang saya ambil,” tegasnya.

Kisah Arya Airlangga menjadi cermin bahwa perjuangan, keteguhan, dan dukungan orang-orang terkasih dapat mengantar seseorang menembus keterbatasan. Wisuda ke-75 UPNVJ bukan hanya perayaan kelulusan, tetapi juga selebrasi atas keteguhan hati seperti yang ditunjukkan Arya bahwa mimpi besar dapat diraih siapa pun, meski berawal dari titik yang sederhana.

Berita Sebelumnya

Dari Dusun Kecil di Cilacap, Malin Nur Aeni Mengukir Jejak Inspirasi di Panggung Wisuda ke-75 UPNVJ

Berita Selanjutnya

Kisah Inspiratif Ravena Tarigan, Anak Petani yang Raih Gelar Sarjana Ilmu Politik di UPNVJ