HumasUPNVJ – Prof. Dr. Cecep Darmawan, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia sekaligus Maheswara Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) dan Wisesa Utama Bela Negara Dewan Ketahanan Nasional RI, menyampaikan materi transformasi bela negara berbasis nirmiliter untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Presentasi ini berlangsung dalam Simposium Nasional yang diselenggarakan Universitas Pembangunana Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) bekerja sama dengan Gerakan Bela Negara Indonesia (20/12/2025).
Dalam kesemoatan ini Prof. Cecep menekankan pergeseran paradigma bela negara dari pendekatan militer konvensional ke partisipasi aktif masyarakat dalam menghadapi ancaman multidimensional.
Tujuannya memperkuat ketahanan nasional melalui pendidikan, etika publik, dan kolaborasi lintas sektor.
Prof. Cecep menjelaskan urgensi bela negara sebagai tekad warga negara menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ia mengutip Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945 yang mewajibkan partisipasi masyarakat. Menurutnya, paradigma baru bela negara berfokus pada ancaman nonmiliter seperti ideologi, ekonomi, sosial budaya, hingga serangan siber, bukan hanya militer.
Dalam presentasinya, Prof. Cecep menyoroti bentuk bela negara sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Bentuk tersebut mencakup pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI sukarela atau wajib, serta pengabdian sesuai profesi. Nilai dasar bela negara meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa bernegara, setia pada Pancasila, rela berkorban, dan kemampuan awal bela negara.
Ia juga membahas ancaman hibrida yang menggabungkan militer dan nonmiliter, seperti terorisme, separatisme, bencana alam, narkoba, hingga serangan nuklir atau biologi. Mengutip Jerry Indrawan (2016), ancaman nonmiliter berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan keselamatan umum. Ia menekankan konsep soft power, hard power, dan smart power dari Joseph S. Nye untuk menghadapi ancaman tersebut.
Upaya penguatan transformasi bela negara mencakup reorientasi pendidikan berbasis kewarganegaraan aktif, pengarusutamaan bela negara dalam pembangunan nasional, penguatan ketahanan ideologi Pancasila, literasi digital, revitalisasi etika publik, dan ekosistem kolaboratif pentahelix melibatkan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, serta media. Elemen ini diharapkan mendukung visi Indonesia Maju 2045 yang bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan.
Prof. Dr. Anter Venus, M.A., Comm., Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, menyatakan komitmen UPNVJ dalam mencetak pemimpin berintegritas. “Simposium ini selaras dengan visi UPNVJ sebagai Kampus Bela Negara. Kami akan integrasikan transformasi bela negara ke kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat untuk memperkuat ketahanan nasional, sesuai kebijakan pendidikan berbasis Pancasila dan pencapaian unggul kami,” ujarnya.