Prof. Venus: Brain Based Learning Penting dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Humas UPNVJ — Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Applied Approach (AA) bagi dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), Rektor Prof. Anter Venus, MA., Comm berkesempatan menjadi pemateri yang memberika bekal bagi para dosen (16/10/2025).

Prof. Venus menegaskan bahwa memahami cara kerja otak merupakan kunci utama untuk meningkatkan efektivitas belajar dan kreativitas manusia. Melalui presentasi bertajuk “Brain Based Learning: Belajar Berdasarkan Cara Kerja Alamiah Otak”, beliau memaparkan bahwa pembelajaran yang mengikuti prinsip biologis otak akan menghasilkan pembelajar yang lebih adaptif, kreatif, dan kolaboratif.

“Potensi otak manusia sangat besar, namun hanya akan teraktualisasi jika kita tahu bagaimana otak bekerja,” ujar Prof. Venus mengutip riset John Medina (Brain Rules, 2008) dan Eric Jensen (Brain-Based Learning, 2002). Menurutnya, otak manusia dengan berat sekitar 1,5 kg dan terdiri atas miliaran neuron memiliki kapasitas belajar yang jauh lebih tinggi daripada yang selama ini diduga.

IMG_0716.JPG

Gerakan, Nutrisi, dan Tidur Jadi Kunci Aktivasi Otak

Dalam paparannya, Prof. Venus menjelaskan bahwa faktor-faktor biologis seperti gerakan, makanan, dan tidur memainkan peran penting dalam menunjang pembelajaran. Gerakan fisik meningkatkan aliran darah ke otak dan menstimulasi aktivitas mental, sedangkan asupan makanan bergizi khususnya yang mengandung omega-3, antioksidan, serta buah dan sayuran segar terbukti membantu kinerja neurotransmitter otak, “Tidur bukan hanya untuk memulihkan energi, tetapi juga momen otak memproses ulang pengalaman belajar. Tidur baik, berpikir pun baik,” jelasnya.

Rileksasi dan Lingkungan Belajar Kaya Stimulasi

Selain faktor biologis, Prof. Venus juga menyoroti pentingnya kondisi rileks dalam proses belajar. Menurutnya, stres kronis dapat melumpuhkan kemampuan berpikir dan mengingat. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung interaksi sosial serta akses ke berbagai sumber belajar akan memperkaya perkembangan kognitif manusia, “Lingkungan belajar yang kaya baik secara sosial maupun visual akan menstimulasi pertumbuhan sinaps baru di otak,” tambahnya, mengutip teori Environmental Enrichment.

Prinsip Pembelajaran Berbasis Otak: Multisensori, Repetisi, dan Visualisasi

Lebih lanjut, Prof. Venus menjabarkan enam prinsip utama dalam pembelajaran berbasis otak, yaitu:

  1. 1. Multisensori – menggunakan lebih banyak indra untuk memperkuat ingatan dan pemahaman.
  2. 2. Repetisi – melakukan pengulangan terstruktur untuk memperkuat jalur neurologis.
  3. 3. Pengayaan (Enrichment) – memperluas pengalaman belajar dengan media dan interaksi sosial.
  4. 4. Aktivasi – menantang otak melalui permainan, musik, dan aktivitas baru.
  5. 5. Visualisasi – membayangkan konsep atau keterampilan secara jelas dan berulang.
  6. 6. Konkret dan Tertata – menyajikan informasi dengan contoh yang jelas, sistematis, dan mudah dikenali.

Prinsip-prinsip ini, menurutnya, membantu manusia tidak hanya menyerap informasi tetapi juga membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan di era digital.

Dari Teori ke Praktik: Belajar yang Menyenangkan dan Efektif

Di akhir sesi, Prof. Venus mengajak seluruh peserta pelatihan AA untuk menerapkan Brain Based Learning dalam setiap aktivitas akademik. Melalui simulasi video dan permainan interaktif seperti Aha Erlebnis (Aha moment) dan tebak gambar sensorik, peserta diajak merasakan langsung bagaimana pengalaman multisensori dan pengulangan dapat mempercepat pemahaman konsep.

“Belajar bukan sekadar menyerap pengetahuan, tapi melatih otak agar terus aktif, kreatif, dan berpikir sistematis,” tutupnya.

 

Berita Sebelumnya

Wadek II FISIP: Pelatihan Applied Approach Jadi Langkah Strategis Menuju Pembelajaran Berbasis OBE

Berita Selanjutnya

Perkuat Kolaborasi Tridharma FIKES UPNVJ Jalin Kerja Sama Internasional dengan UMS