HumasUPNVJ — Kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi menjadi kunci utama keberhasilan di era yang penuh perubahan. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. A. Heri Iswanto, S.K.M., MARS., Guru Besar dan Wakil Rektor Bidang Akademik UPNVJ, dalam sesi pembekalan Program Stimulasi Pembelajaran, Etika, Kolaborasi, dan Kreativitas (PROSPEKTIV) 2025. Melalui materi bertajuk “Growth Mindset” Prof. Heri mengajak mahasiswa baru UPNVJ untuk menanamkan pola pikir positif yang melihat tantangan sebagai peluang dan kegagalan sebagai proses belajar.
Dalam pemaparannya, Prof. Heri menegaskan bahwa growth mindset merupakan pondasi penting bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia akademik dan kehidupan profesional. Ia mengutip filosofi klasik, “Rome wasn’t built in a day,” untuk menggambarkan bahwa keberhasilan bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses belajar dan ketekunan yang berkelanjutan.
Melalui pendekatan yang interaktif, Prof. Heri menjelaskan perbedaan antara dua pola pikir utama: fixed mindset dan growth mindset.
- Fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan bersifat tetap. Seseorang percaya bahwa kecerdasan atau bakat tidak dapat diubah.
- Growth mindset, sebaliknya, melihat kemampuan sebagai hasil dari latihan, usaha, dan pembelajaran berkelanjutan.
“Perbedaan kata belum atau yet menciptakan ruang untuk berkembang,” ujar Prof. Heri, sambil menekankan pentingnya menambahkan kata “yet” dalam setiap kalimat negatif tentang diri sendiri. Ia menjelaskan bahwa perubahan kecil dalam cara berpikir dapat membawa dampak besar terhadap motivasi dan hasil belajar.
Belajar dari Kegagalan dan Ketekunan Tokoh Dunia
Untuk memperkuat pesannya, Prof. Heri menampilkan beberapa kisah inspiratif, seperti Michael Jordan dan para ilmuwan NASA. Jordan, yang dikenal sebagai legenda basket dunia, pernah gagal ratusan kali sebelum menjadi juara. Begitu pula NASA yang, dalam proses seleksi astronotnya, lebih memilih kandidat yang pernah gagal dan bangkitdibanding mereka yang selalu sukses tanpa rintangan.
“Kegagalan adalah guru terbaik. Orang hebat bukan yang tidak pernah gagal, tapi yang tahu bagaimana bangkit dari kegagalan,” ujar Prof. Heri. Ia juga mencontohkan Marina Semyonova, seorang guru balet terkenal yang memilih murid yang berani menerima kritik dan menjadikannya energi untuk berkembang.
Prof. Heri menegaskan bahwa growth mindset mengubah kegagalan dari tanda kelemahan menjadi peluang belajar. Dalam konteks akademik, nilai rendah bukan hal yang memalukan, melainkan bahan refleksi untuk memperbaiki diri. “Keberhasilan sejati bukan hasil yang sempurna, tetapi keberanian untuk terus mencoba,” ujarnya. Mahasiswa, lanjutnya, perlu fokus pada proses, bukan sekadar hasil, enjoy the journey, not just the result.
Menutup sesi, Prof. Heri memaparkan lima langkah sederhana untuk menumbuhkan growth mindset:
- Puji usaha, bukan bakat – hargai proses, bukan hasil.
- Gunakan kata “belum” (yet) – ubah narasi negatif jadi peluang.
- Lihat tantangan sebagai kesempatan – jadikan kesulitan bagian dari belajar.
- Nikmati perjalanan belajar – fokus pada pertumbuhan, bukan kesempurnaan.
- Terima dan pelajari ketidaksempurnaan – karena dari sanalah potensi tumbuh.
Melalui sesi ini, mahasiswa baru UPNVJ diajak memahami bahwa kesuksesan bukan milik yang paling pintar, melainkan mereka yang konsisten belajar, mencoba, dan memperbaiki diri sejalan dengan semangat Bela Negara yang menanamkan ketangguhan, kerja keras, dan pantang menyerah.