HumasUPNVJ – Dr. Adrian Pranata, fisioterapis Indonesia yang berkarier di Australia, menginspirasi 4.670 mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) untuk menjadi agen perubahan di dunia kesehatan global. Dalam acara Program Stimulasi Pembelajaran, Etika, Kolaborasi, dan Kreativitas (PROSPEKTIV) 2025, Adrian berbagi perjalanan kariernya dari praktisi klinik hingga akademisi di RMIT University, Melbourne.
Kepada 4670 mahasiswa baru, Adrian menuturkan bahwa kesuksesan profesional bukanlah hasil instan, melainkan akumulasi dari keberanian belajar, konsistensi, dan kemampuan beradaptasi. Ia mengajak mahasiswa baru UPNVJ untuk melihat pendidikan tinggi sebagai titik awal perjalanan panjang menuju perubahan nyata dalam bidang yang mereka tekuni. “Jangan berhenti belajar setelah lulus, karena gelar bukan akhir, melainkan awal untuk terus tumbuh,” pesannya
Adrian memaparkan perjalanan kariernya yang dimulai pada tahun 2009 sebagai lulusan baru dari Department of Physiotherapy, University of Melbourne. Di masa awal bekerja di klinik swasta, ia menyadari bahwa pelayanan fisioterapi bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman bisnis, empati terhadap pasien, serta kemampuan komunikasi yang efektif. “Sebagai fisioterapis muda, saya belajar bahwa kepuasan pasien tidak selalu sama dengan efektivitas terapi, dan di situlah pentingnya mengintegrasikan sains dengan kemanusiaan,” ujarnya
Pada tahun 2012, Adrian melanjutkan studi Master of Musculoskeletal Physiotherapy di University of Melbourne, memperdalam keahlian klinis dan penalaran profesional untuk menangani kasus muskuloskeletal kompleks. Ia kemudian melanjutkan pendidikan doktoral (PhD) di universitas yang sama, dengan fokus penelitian pada biomekanika dan analisis gerak tubuh penderita nyeri punggung bawah, serta mulai terlibat dalam pengajaran di pendidikan tinggi dan pengembangan kurikulum pascasarjana
Perjalanan akademiknya berlanjut ketika ia bergabung dengan Swinburne University of Technology (2018–2023), tempat ia berperan penting dalam merancang dan membangun program Master of Physiotherapy dari awal. Di sana, Adrian juga menjabat sebagai Clinical Education Manager dan Deputy Head of Discipline, serta mengelola program Work Integrated Learning yang menghubungkan dunia akademik dengan praktik industri.
Kini, sebagai Program Manager Master of Physiotherapy di RMIT University (2023–sekarang), Adrian terus mendorong inovasi dalam pendidikan fisioterapi dengan visi “A Skilled Hand and Cultivated Mind”. Ia menekankan bahwa fisioterapis masa depan harus memiliki kombinasi keterampilan klinis, kemampuan bisnis, literasi digital, kepemimpinan, dan kesadaran global terhadap kesehatan dan keberlanjutan
Adrian juga memperkenalkan kerangka Program Pedagogy RMIT Physiotherapy, yang menyiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional yang ready for life and work melalui enam kompetensi utama: leadership, business, and enterprise, digital health and technology, global health and sustainability, communication and responsible practice, physiotherapy competency and research, serta wellness and lifestyle medicine. “Kami ingin lulusan fisioterapi menjadi pemimpin perubahan, bukan sekadar pelaksana terapi,” jelasnya
Selain membagikan pengalaman profesionalnya, Adrian turut menekankan pentingnya membangun jejaring internasional dan terus mencari peluang riset kolaboratif lintas negara. Ia mencontohkan keterlibatannya dalam World Physiotherapy Congress 2025 di Tokyo, kolaborasi dengan Australian Physiotherapy Association, hingga pertemuan dengan Menteri Kesehatan Indonesia di Canberra sebagai bagian dari diplomasi akademik dan profesional
Menutup sesi pembekalannya, Adrian memberikan lima prinsip hidup yang ia pegang teguh sepanjang perjalanan kariernya:
- Never stop learning – gelar hanyalah permulaan.
- Let practice and research shape each other – praktik dan riset harus berjalan beriringan.
- Build relationships, not just a résumé – relasi lebih penting daripada sekadar pencapaian pribadi.
- Embrace challenges – tantangan adalah guru terbaik.
- Find purpose beyond yourself – tujuan hidup sejati adalah memberi manfaat bagi orang lain
Melalui kisah inspiratifnya, Adrian mengajak mahasiswa baru UPNVJ untuk berani bermimpi besar dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai alat perubahan. Ia menegaskan bahwa setiap mahasiswa, dari bidang apa pun, dapat menjadi changemaker jika memiliki keberanian untuk belajar, berkolaborasi, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.