HumasUPNVJ – Dr. Lina Miftahul Jannah, dosen Universitas Indonesia, menegaskan kepada 4670 mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) agar senantiasa berpikir etis sebagai kompetensi utama di era digital. Dalam Program Stimulasi Pembelajaran, Etika, Kolaborasi, dan Kreativitas (PROSPEKTIV) 2025, ia memaparkan urgensi etika dalam menghadapi tantangan teknologi seperti Internet of Things dan kecerdasan buatan, Sabtu (25/10/2025).
Lina menjelaskan, berpikir etis bukan hanya membedakan benar dan salah, melainkan mempertimbangkan nilai moral, keadilan, dan tanggung jawab dalam setiap keputusan. “Digitalisasi membuka peluang, tetapi juga menciptakan dilema moral. Etika adalah panduan hidup di tengah kompleksitas era masyarakat 5.0,” ujarnya.
Ia memaparkan empat landasan berpikir etis: nilai moral (kejujuran, integritas), rasionalitas (logika moral), kesadaran diri dan tanggung jawab moral, serta nilai sosial dan kemanusiaan. Bagi Akademisi, etika penting untuk menghindari plagiarisme, manipulasi data, hingga penyebaran hoaks di media sosial.
Pada kegiatan luar biasa ini, Dr. Lina juga memperkenalkan tujuh dimensi berpikir etis: kesadaran moral, penalaran moral, motivasi moral, keberanian moral, empati dan kepekaan etis, refleksi etis, dan integritas. “Mahasiswa harus konsisten antara nilai dan tindakan, meski menghadapi tekanan sosial,” tegasnya.
Kampus, menurutnya, adalah tempat ideal menumbuhkan kemampuan berpikir etis karena mahasiswa sudah berada pada tahap dewasa dalam berpikir dan bertindak. “Kebebasan akademik harus diimbangi tanggung jawab moral. Boleh salah, tapi jangan berbohong,” katanya. Etika juga menjadi fondasi karakter profesional di tengah disrupsi global.
Sebagai penutup, Lina berpesan agar mahasiswa menjadikan etika sebagai kompas hidup. “Etika adalah kekuatan moral yang menuntun Anda menjadi individu berintegritas di dunia yang terus berubah,” ujarnya. Sesi ini memperkuat komitmen UPNVJ mencetak mahasiswa berkarakter sesuai nilai Bela Negara.